Ini tempat bagi orang-orang yang sedang boring dan tak ada kerjaan. Semoga blog ini dapat memberikan suasana sejuk pada hati Anda seperti hujan yang menyejukkan...

My Favorite motivation words

‎"kebanggaan terbesar kita bukan karena kita tidak pernah gagal, tapi karena kita selalu bangkit setiap kali kegagalan menghampiri." -Confucius-

"Janganlah membiarkan dunia menggenggam Anda dalam kesulitan-kesulitannya, tetapi letakkan dunia itu dalam genggaman tanganmu, sehingga Anda dapat menggoncangkannya sesuka hati." -Imam Ghazali-

"Jika seseorang hanya melakukan apa yang diperintahkan, maka ia adalah budak. jika ia melakukan lebih dari yang diminta, maka ia adalah orang yang merdeka." -Chinese Proverb-

"Kegagalan bukanlah kekalahan yang terburuk. tidak berusaha adalah kegagalan yang sebenarnya." -George E. Woodberry-

Musthafa Al Ghalayaini berkata: “Adalah terletak di tangan para pemuda kepentingan umat ini, dan terletak di tangan pemuda juga kehidupan umat ini.”

"Jika satu pintu kebahagiaan tertutup, pasti pintu lainnya terbuka, tetapi kita terlalu lama melihat pintu yang tertutup hingga pada akhirnya tidak bisa melihat pintu lain yang sudah terbuka" -Hellen Keller-

"Islam tidak mewajibkan semua orang untuk jadi sarjana, tapi Islam mewajibkan sem ua orang untuk jadi manusia yang berguna" -Dr.Ing.Fahmi Amhar-

Manusia terpintar di dunia

Jumat, 26 Februari 2010


Siapakah manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia? Da Vinci? John Stuart Mills? Atau Albert Einstein seperti yang selama ini diperkirakan orang? Ketiganya memang dianggap jenus-jenius besar yang telah memberikan banyak pengaruh terhadap bidangnya masing-masing. Tapi gelar manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia rasanya tetap layak diberikan kepada William James Sidis. Siapakah ia? Mengapa namanya tenggelam dan kurang dikenal walau angka IQnya mencapai kisaran 250–-300?

Keajaiban Sidis diawali ketika dia bisa makan sendiri dengan menggunakan sendok pada usia 8 bulan. Pada usia belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya. Semenjak saat itu namanya menjadi langganan headline surat kabar : menulis beberapa buku sebelum berusia 8 tahun, diantaranya tentang anatomy dan astronomy. Pada usia 11 tahun Sidis diterima di Universitas Harvard sebagai murid termuda. Harvardpun kemudian terpesona dengan kejeniusannya ketika Sidis memberikan ceramah tentang Jasad Empat Dimensi di depan para professor matematika. Lebih dasyat lagi : Sidis mengerti 200 jenis bahasa di dunia dan bisa menerjamahkannya dengan amat cepat dan mudah. Ia bisa mempelajari sebuah bahasa secara keseluruhan dalam sehari !!!!

Keberhasilan William Sidis adalah keberhasilan sang Ayah, Boris Sidis yang seorang Psikolog handal berdarah Yahudi. Boris sendiri juga seorang lulusan Harvard, murid psikolog ternama William James (Demikian ia kemudian memberi nama pada anaknya) Boris memang menjadikan anaknya sebagai contoh untuk sebuah model pendidikan baru sekaligus menyerang sistem pendidikan konvensional yang dituduhnya telah menjadi biang keladi kejahatan, kriminalitas dan penyakit. Siapa yang sangka William Sidis kemudian meninggal pada usia yang tergolong muda, 46 tahun - sebuah saat dimana semestinya seorang ilmuwan berada dalam masa produktifnya. Sidis meninggal dalam keadaan menganggur, terasing dan amat miskin. Ironis.

Orang kemudian menilai bahwa kehidupan Sidis tidaklah bahagia. Popularitas dan kehebatannya pada bidang matematika membuatnya tersiksa. Beberapa tahun sebelum ia meninggal, Sidis memang sempat mengatakan kepada pers bahwa ia membenci matematika - sesuatu yang selama ini telah melambungkan namanya. Dalam kehidupan sosial, Sidis hanya sedikit memiliki teman. Bahkan ia juga sering diasingkan oleh rekan sekampus. Tidak juga pernah memiliki seorang pacar ataupun istri. Gelar sarjananya tidak pernah selesai, ditinggal begitu saja. Ia kemudian memutuskan hubungan dengan keluarganya, mengembara dalam kerahasiaan, bekerja dengan gaji seadanya, mengasingkan diri. Ia berlari jauh dari kejayaan masa kecilnya yang sebenarnya adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa hidupnya adalah hasil pemolaan orang lain. Namun, kesadaran memang sering datang terlambat

Mengharukan memang usaha Sidis. Ada keinginan kuat untuk lari dari pengaruh sang Ayah, untuk menjadi diri sendiri. Walau untuk itu Sidis tidak kuasa. Pers dan publik terlanjur menjadikan Sidis sebagai sebuah berita. Kemanapun Sidis bersembunyi, pers pasti bisa mencium. Sidis tidak bisa melepaskan pengaruh sang ayah begitu saja. Sudah terlanjur tertanam sebagai sebuah bom waktu, yang kemudian meledakkan dirinya sendiri.


cerita di atas membuktikan bahwa IQ bukan segala-galanya, jadi jangan minder kalo IQ-mu itu pas-pasan, atau di bawah standar. yang penting adalah tetap berusaha untuk menjadi yang terbaik!:)

0 komentar:

Posting Komentar